Hukum Zakat Fitri
Hukum zakat fitri adalah wajib bagi setiap kaum muslimin.
Zakat Fitri yang diperintahkan nabi ﷺ adalah bahan pokok makanan sebagaimana perkatakan sahabat Abdullah bin Umar radhiallahu ‘ anhuma :
فرض رسول الله زكاة الفطر صاعا من تمر، أوصاعا من شعير، على العبد والحر، والذكر والأنثى والصغير والكبير من المسلمين، و أمر بها أن تؤدى قبل خروج الناس إلى الصلاة .
“Rasulullah ﷺ mewajibkan zakat fitri satu sha’ kurma, atau satu sha’ gandum, atas hamba sahaya dan orang yang merdeka, lelaki ,perempuan, anak kecil dan orang dewasa dari setiap kaum muslimin, dan beliau memerintahkan agar menunaikan zakatnya sebelum orang- orang shalat ( ied).” (HR.Bukhari 1503, Muslim 984)
Jenis apa yang harus di keluarkan untuk zakat Fitri?
Jenis yang di keluarkan zakat Fitri adalah bahan pokok makanan sebagaimana yang di sebutkan dalam hadist di atas atau riwayat lainya, yaitu gandum, kurma dan kismis.
Atau bisa juga beras, jagung atau semisalnya selama itu di sebut dengan bahan pokok makanan. (Lihat Shahih Fiqih Sunnah II /82 dan Syarhul Mumti’ III/331).
Dalam kitab shahih fiqih sunnah (II / 82) di sebutkan juga, pendapat yang benar, yang merupakan pendapat mazhab syafi’i dan Mazhab Maliki, dan di pilih oleh syaikul islam ibnu taimiyah (bahwa zakat fitri adalah dengan bahan pokok makan)
Adapun nabi mewajibkan zakat fitri satu sha’ kurma dan satu sha’ gandum, karena itu merupakan makanan pokok penduduk madinah, kalau sekiranya itu bukan makanan pokok mereka maka mereka akan mengeluarkan bahan pokok makanan lainnya.
Pendapat Mazhab Hambali tidak sah zakat kecuali dengan Kurma, Sya’ir (gandum) atau burr (jenis gandum).
Zakat Fitri dengan Uang
Sebagaimana kita jelaskan di atas bahwa Zakat fitri dengan bahan pokok makanan, kalau sekiranya dengan nilai mata uang niscaya nabi ﷺ sudah memerintahkan para sahabat kala itu untuk mengeluarkan zakat fitri mereka dengan uang, sebagaimana kita ketahui bahwa di zaman nabi ﷺ sudah ada uang, tapi nabi ﷺ tidak memerintahkan mengeluarkan zakat fitri dengan uang.
Lantas apakah zakat fitri sah dengan uang?
Di dalam kitab Shahih Fiqih Sunnah ( II/ 84) mengenai hukum menunaikan berbgai macam zakat dengan “nilai” ( Pent, uang) secara umum, pada dasarnya kewajiban mengeluarkan zakat harus sesuai dengan nash yang menjelaskan hal tersebut dan tidak boleh menggantinya dengan nilai (uang) Kecuali Kondisi Darurat atau kebutuhan (pent, mendesak), dan ke maslahahatan yang lebih jelas, maka saat itu di bolehkan. Allahu A’lam.
Abu Yusuf Dzulfadhli al Maidani
Referensi:
1.Shahih Fiqih Sunnah oleh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim cet.Maktabah Tauqifiyah
2.Syarhul Mum’ti’, Oleh Syaikh Muhamad bin Shalih al Utsaimin, cet .Daarul Ummah
0 Komentar