Ringkasan Kajian Silsilah Tauhid “Ma’na Thogut” – Pertemuan 1

24th Juli 2019
Fikri

بسم الله الرحمن الرحيم

Berkata Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab:

إعلم رحمك الله تعالى أن أول مافرض الله على ابن آدم الكفر بالطاغوت والإيمان بالله

“Ketahuilah -semoga Allah ta’ala merahmatimu- bahwasanya yang pertama kali Allah wajibkan atas bani Adam adalah mengingkari thagut dan beriman kepqda Allah”.

Allah ta’ala berfirman,

لَآ إِكْرَاهَ فِى ٱلدِّينِۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَىِّۚ فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَاۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ 

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”. (Q.S Al-Baqarah : 256)

“Tidak ada paksaan dalam menganut agama” pada ayat di atas artinya,

– Tidak diwajibkannya masuk Islam ketika Nabi Muhammad pertama kali diperintahkan mengajarkan Islam di Mekkah. Hal ini sebelum turun ayat jihad, adapun setelahnya maka wajib masuk ke dalam Islam.

– Ayat in ditujukan untuk Yahudi dan Nasrani di zaman Nabi. Setelah mereka membayar upeti dan tunduk pada pemerintahan Islam, tidak ada paksaan bagi mereka untuk masuk Islam.

– Ini dimaksudkan untuk kalangan keluarga Yahudi dan Nasrani, tidak boleh bagi mereka memaksa anak mereka masuk agama mereka.

Ayat “فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ” menunjukkan Nafyu pada kalimat يَكْفُرْ بِٱلطَّٰغُوتِ (mengingkari thagut), dan Istbat pada kalimat وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ (beriman pada Allah). Nafyu artinya menafikan segala sesembahan selain Allah, sedangkan Istbat artinya menetapkan bahwa hanya Allah-lah zat yang pantas disembah. Dua hal ini termasuk ke dalam rukun لااله إلاالله.  

Pengertian Thagut

Kata “Thagut” diambil dari kata طَغَى yang artinya “melampuai batas”

Imam Ibnu Qayyim berkata, “Thagut adalah segala hal yang melampaui batasannya dari yang disembah, diikuti, dan ditaati”.

Thagut memiliki 5 tingkatan, dari yang paling tinggi ke paling rendah yaitu,

1. Iblis.

2. Siapa yang disembah dan dia ridho.

3. Siapa yang mengajak beribadah kepada dirinya.

4. Siapa yang mengaku-ngaku mengetahui ilmu ghaib.

5. Siapa yang berhukum dengan selain hukum Allah.

Allah ta’ala juga berfirman,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَۖ

“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thagut”, (Q.S An-Nahl : 36).

Abdullah bin Abbas berkata, “setiap kata ‘ibadah’ dalam Al-qur’an maksudnya mentauhidkan Allah”. Tugas seluruh Nabi dan Rasul adalah selalu mendakwahkan tauhid.

Pada ayat di atas terdapat kata أُمَّةٍ. Kata “ummat” di dalam Al-Qur’an bisa memiliki 4 makna:

1. Sekelompok kaum/golongan (lihat Q.S An-Nahl : 36)

2. Waktu/masa (lihat Q.S Hud : 8)

3. Imam/contoh/panutan (lihat Q.S An-Nahl : 120)

4. Agama (lihat Az-Zukhruf : 22)