Uang Koin

Bolehkah Seseorang Meminjam Uang Ke Bank Yang Bunganya Dibayarkan Orang Lain ?

25th Agustus 2017
Abu Yusuf Dzulfadhli Munawar, Lc

Pertanyaan :

Ada seorang teman melakukan meminjam ke bank sebanyak 20 juta rupiah, untuk kakaknya 10 juta , dan untuk dia 10 juta, sedangkan bunga nya yg bayar kakaknya, apakah temen saya dapat dosa riba juga ?

Jawabannya :

Seseorang yang meminjam dana di bank yang melakukan praktek riba atau ada bunganya, maka perbuatan ini terlarang ,karena ada kesepakatan atau syarat tertentu antara pihak peminjam dengan pihak yang meminjam untuk diberikan tambahan kepada pihak peminjam ketika dana tersebut akan dikembalikan, disinilah terjadi praktek ribawi yang di larang syariat, yang ini termasuk riba nasiah yaitu pembayaran lebih yang di syaratkan kepada pihak yang meminjam.

Mengenai Riba telah banyak di sebutkan dalil- dalil di Al Qur’an dan sunnah.

Dinyatakan dalam satu hadist dan ini menjadi sebuah Kaidah Fiqhiyah

كُلُّ قَرْضٍ جَرَّ مَنْفَعَةً فَهُوَ رِبَا

Setiap pinjaman Yang Memberikan manfat adalah riba.

Berkata syaikh al bani rahimahullah mengenai hadist di atas :

من حيث الإسناد فهو ضعيف ومن حيث الفقه صحيح

Di tinjau dari sisi sanad ia Dhoif, adapun ditinjau dari sisi ilmu fiqih shahih.
(www.alalbany.me/play.php?catsmktba=21738)

Dan Berkata juga Syaikh bin baz rahimahullah

الحديث ضعيف، ولكن معناه عند أهل العلم صحيح

Hadist tersebut Dhoif’,akan tetapi maknanya disisi para ulama Shahih.
(www.binbaz.org.sa/fatawa/3400).

Berkata Syaikh Muhammad Shalih al Munajjid :

وقد أجمع العلماء على تحريم كل قرض جر نفعا، قال ابن قدامة رحمه الله : ( وكل قرض شرط فيه أن يزيده فهو حرام بغير خلاف… ( المغني 436/6)

Dan sungguh para ulama telah sepakat bahwa haramnnya setiap pinjaman yang memberikan manfaat.

Berkata ibnu Qudamah rahimahullah menyatakan : Setiap pinjaman yang bersyarat di dalamnya ada penambahan maka itu adalah riba tanpa di perselisihkan. ( Al Mughni 6/463 )
(https://islamqa.info/ar/39829)

Adapun dalil- dalil dari al Qur’an dan Sunnah tentang riba sangat jelas.

Allah Ta’la berfirman :

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. ( Qs. Al-Baqarah :275)

Dan Allah Ta’la juga berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (Qs.Al-Baqarah: 278 )

Adapun Dalil-dalil dari hadist Nabi ﷺ.

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ bersabda:

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ

Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah itu? Beliau bersabda: “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan haq, memakan riba, makan harta anak yatim, kabur dari medan peperangan dan menuduh seorang wanita mu’min yang suci berbuat zina.” ( HR.Bukhari ,no2766,Muslim ,no 89,Abu Daud no 2874)

Dan dari Jabir dia berkata,

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ

Rasulullah ﷺ melaknat pemakan riba, orang yang menyuruh makan riba, juru tulisnya dan saksi-saksinya.” Dia berkata, “Mereka semua sama.”( HR.Muslim,no 1598)

Nabi ﷺ juga bersabda:

الربا اثنان وسبعون بابا أدناها مثل إتيان الرجل أمه

Dosa riba terdiri dari 72 pintu, Dosa riba yang paling ringan adalah seseorang laki- laki menzinai ibu kandungnya.” ( HR.Thabrani di dalam al Ausath,di shahihkan oleh syaikh al bani di dalam shahih al jami’ no 3537).

Kesimpulannya, perbuatan teman anda dan kakaknya terkena dosa riba, karena keduanya sepakat memenuhi syarat atau memberikan bunga kepada pihak peminjam yaitu bank atau sebaliknya.

Allah ta’la berfirman :
Dan jangan tolong-menolong dalam perberbuatan dosa dan pelanggaran. (Qs.Al-Mā’idah :2 )

Solusinya adalah tinggalkan riba tersebut,dan bertaubalah kepada Allah Ta’la.

Allahu ‘alam.

Dijawab Oleh
Ust.Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA

Penulis

Alumnus Al Madinah International University, Mediu Dewan Pembina Website www.sesuaisunnah.com