بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Serial Hadits 03)
Jauhilah Prasangka
: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ
Dari Abu Hurairoh -Semoga Allah meridhoinya- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda :
“Jauhilah oleh kalian berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan.” [1]
Fawaid Hadits :
1. Hadits ini adalah potongan dari hadits yang panjang. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim. Silahkan untuk melihat hadits ini di kitab Riyadush Shalihin karya Al-Imam An-Nawawi (No.1570 & 1573)
2. Allah Ta’ala berfirman,
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa,”
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 12)
Pada ayat ini Allah tidak menyebutkan “prasangka” seluruhnya. Namun Allah menyebutkannya “sebagian prasangka”. Karena jika prasangka yang disertai suatu indikasi atau realita yang kuat maka tidak masalah. Hal ini termasuk dari tabiat manusia. Jika ada suatu indikasi kuat adakalanya seseorang berprasangka baik atau buruk.
Namun jika prasangka itu hanya dibangun di atas kenihilan, tidak ada indikasi sedikitpun. Maka inilah yang disebut ucapan yang paling dusta.[2]
3. Penjelasan di atas senada dengan penjelasan dari Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah ketika menjelaskan tentang prasangka beliau mengatakan,
الظَّنُّ ظَنَّانِ فَظَنٌّ إِثْمٌ وَظَنٌّ لَيْسَ بِإِثْمٍ فَأَمَّا الظَّنُّ الَّذِي هُوَ إِثْمٌ فَالَّذِي يَظُنُّ ظَنًّا وَيَتَكَلَّمُ بِهِ وَأَمَّا الظَّنُّ الَّذِي لَيْسَ بِإِثْمٍ فَالَّذِي يَظُنُّ وَلَا يَتَكَلَّمُ بِهِ
“Prasangka itu ada dua, yaitu prasangka yang mengandung dosa dan prasangka yang tidak mengandung dosa. Yang mengandung dosa adalah seorang yang berprasangka buruk lalu ia mengungkapkannya. Adapun yang tidak mengandung dosa adalah seorang yang berprasangka, namun ia tidak mengungkapkannya.”[3]
4. Prasangka buruk adalah suatu perbuatan yang buruk, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkategorikan sebagai ucapan yang paling dusta. Mengapa disebut ucapan yang paling dusta?
Dikarenakan seseorang jika berprasangka kepada orang lain, jiwanya akan selalu membisikkan perihal orang lain. Padahal belum tentu hal itu ada pada orang tersebut. Sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkategorikan sebagai ucapan yang paling dusta.
———-
[1] | Lihat Shahih Bukhori No.6064, Shahih Muslim No.2563 dan Riyadush Shalihin No.1570 & 1573
[2] | Lihat Syarah Riyadush Shalihin 6:252 karya Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.
[3] | Lihat Sunan At-Tirmidzi No.1911
0 Komentar