Hidayah Di Tangan Allah, Larangan Seorang Muslim Mendoakan Kebaikan Untuk Orang Kafir

8th Maret 2018
Abu Yusuf Dzulfadhli Munawar, Lc


Bismillahirrahmanirrahim

Belajar dari peristiwa tatkala paman Nabi ﷺ Abu Thalib Mengalami Sakaratul Maut

Tatkala Nabi ﷺ mendatangi paman beliau, yaitu Abu Thalib, dan tatkala itu dia sedang mengalami sakaratul maut, maka beliau Shallallahu’alaihi wasallam berkata:

“Wahai pamanku, ucapkanlah laa ilaaha illallah (tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah), kalimat itu dapat menjadi hujjah bagimu di sisi Allah Subhanahu wata’ala

Setelah Nabi ﷺ berkata yang demikian, kala itu di sisi Abu Thalib juga terdapat Abdullah bin Abi Umayyah dan Abu Jahal. Mereka mengatakan sesuatu kepada Abu Thalib.

“Wahai Abu Thalib, apakah engkau membenci agama Abdul Muthalib?”

Maka Nabi ﷺ pun mengulangi perkataannya

“Wahai pamanku, ucapkanlah laa ilaaha illallah

Namun, Abdullah bin Abi Umayyah dan Abu Jahal pun juga mengulangi perkataan mereka kepada Abu Thalib:

“Wahai Abu Thalib, apakah engkau membenci agama Abdul Muthalib?”

Tatkala Nabi ﷺ melihat paman beliau meninggal, beliau pun mengatakan:

“Demi Allah, aku akan memohonkan ampunan untukmu kepada Allah selama aku tidak dilarang”

Ketika Nabi  ﷺ berkata yang demikian, turunlah ayat kepadanya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَىٰ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ

“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.” (QS. At-Taubah: 113)

Setelah itu Allah pun berfirman:

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al-Qasas: 56)

(HR. Bukhari No. 1360 dan Muslim No. 24)

Pelajaran Dari Kisah Diatas

Lihatlah para ikhwah sekalian, disini terjadi perseteruan antara haq dan bathil. Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan paman beliau untuk mengatakan kalimat syahadat tapi lihatlah bagaimana kaum musyrikin memengaruhi paman beliau untuk tidak mengucapkannya. Pada akhirnya, Abu Thalib pun meninggal tanpa sempat mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah.

Hidayah Itu Dari Allah

Ya ikhwah, pada hadits yang mulia ini, terdapat pelajaran yang besar bagi kita bahwasannya hidayah itu ada di tangan Allah Subhanahu wata’ala. Bahkan Nabi ﷺ saja tidak mampu memberi hidayah kepada paman beliau. Maka bersyukurlah anda, maka beruntunglah anda, maka berbahagialah anda yang berada di atas hidayah Allah Subhanahu wata’ala dan berada di atas sunnah Nabi yang mulia ﷺ; karena hidayah itu mahal wahai ikhwah sekalian. Hidayah itu adalah suatu kebanggaan, suatu prestasi dan suatu kemuliaan dari Allah Subhanahu wata’ala, maka berpegang teguhlah pada hidayah Allah Subhanahu wata’ala.

Demikianlah, wa billahit taufiq wal hidayah, wasallamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Allahu ‘alam
Ust.Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA.

Penulis

Alumnus Al Madinah International University, Mediu Dewan Pembina Website www.sesuaisunnah.com