Pertanyaan :
Bagaimana cara membaca al qur’an yang merdu?
Jawaban :
Cara yang tepat dan utama membaca Al Qur’an ialah sebagaimana ia diturunkan yaitu dengan kaidah tajwid (tahsin).
Allah ta’la berfirman :
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. (Qs.al Muzammil : 4)
Berkata Imam ibnu Katsir didalam Tafsir Ibnu Katsir,
Allah ta’la berfirman :
{وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلا}
Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. (Al-Muzzammil: 4)
Maksudnya, bacalah Al-Qur’an dengan tartil (perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini membantu untuk memahami dan merenungkan makna yang dibaca, dan memang demikianlah bacaan yang dilakukan oleh Nabi ﷺ. Sehingga Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan bahwa Nabi ﷺ bila membaca Al-Qur’an yaitu perlahan-lahan sehingga bacaan beliau terasa paling lama dibandingkan dengan orang lain.
Di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan melalui sahabat Anas radhiallahu ‘anhu, bahwa ia pernah ditanya tentang bacaan yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ.Maka ia menjawab, bahwa bacaan Al-Qur’an yang dilakukan oleh beliau panjang. Bila beliau membaca: Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al-Fatihah: 1) Maka beliau memanjangkan bismillah, dan memanjangkan Ar-Rahman dan juga memanjangkan bacaanAr-Rahim.
Berkata Syaikh Abdurrahman As Sa’di rahimahullah di kitab Taisir Karimurrahman Fi Tafsiir Kalamul Mannan dalam menafsirkan firman Allah ta’la :
{وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلا}
Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. (Al-Muzzammil: 4)
فإن ترتيل القرآن به يحصل التدبر والتفكر، وتحريك القلوب به…
Maka sesungguhnya mentartilkan Al Qur’an dapat mentadaburinya dan mentafakurinya dan tergeraknya hati.
Al Imam Ibnul Jazari rahimahullah mengatakan di dalam matan al Jazari
والأخذ بالتجويد حتمٌ لازمُ
Membaca Al Qur’an dengan Tajwid Hukumnya Wajib
من لم يجوِّد القرآن آثم
Barangsiapa yang tidak mengamalkan tajwid dalam membaca Al Qur’an maka ia berdosa
لأنه به الإله أنزلا
Karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al Qur’an.
وهكذا منه إلينا وصلا
Dan demikian dengan tajwid pulalah al Qur’an dturunkan kepada kita.
وهو أيضًا حلية التلاوة
Dan dengan Tajwid juga sebagai penghias Al Qur’an
وزينة الأداء والقراءة
Juga sebagai penghias dalam membacanya.
Berkata Syaikh Muhammad Ahmad Ma’bad (Beliau adalah pengajar Al Qur’an dan Tajwid di Masjid Nabawi),
Ilmu Tajwid Hukumnya Fardhu Kifayah, dan mengamalakannya hukumnya fardhu ain bagi kaum muslimin dan muslimah”.
(Al Mulakhos Al Mufid Fi ilmi Tajwid,hal 8)
Adapun Dalil dari Hadist Nabi tentang membaguskan Bacaan di antaranya,
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَمْ يَأْذَنْ اللَّهُ لِشَيْءٍ مَا أَذِنَ لِلنَّبِيِّ أَنْ يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ وَقَالَ صَاحِبٌ لَهُ يُرِيدُ يَجْهَرُ بِهِ
“Allah tidak pernah mengijinkan sesuatu pun kepada Nabi sebagaimana ijin-Nya untuk membaguskan Al Qur`an.” Salah seorang sahabatnya berkata; Maksudnya adalah membaguskan dengan suara yang keras .(HR.Bukhari 5023)
Dalam hadist lain juga disebutkan,
Dari Al Bara` bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ
“Perindahlah Al Qur’an dengan suara kalian.” (HR.Abu Daud,no 1468)
Dalam riwayat lain juga disebutkan,
Dari Abu Hurairah berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ
“Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak membaguskan Al Qur’an, ” (HR.Bukhari,7527)
Berkata Syaikh bin baz rahimahullah ketika di tanya tentang hadis di atas
جاء في السنة الصحيحة الحث على التغني بالقرآن، يعني تحسين الصوت به وليس معناه أن يأتي به كالغناء، وإنما المعنى تحسين الصوت بالتلاوة ومنه الحديث الصحيح: ((ما أذن الله لشيء ما أذن لنبي حسن الصوت بالقرآن يجهر به))(رواه البخاري٦٩٨٩) وحديث: ((ليس منا من لم يتغن بالقرآن يجهر به))(رواه البخاري ٦٩٧٣) ومعناه تحسين الصوت
Di dalam Hadist yang shahih, anjuran untuk at Taghanna, yaitu membaguskan suara (bacaan), maknanya bukanlah Melagukan, hanya saja maknanya membaguskan suara dengan tilawah sebagaimana dalam hadist, “Allah tidak pernah mengijinkan sesuatu sebagaimana ijin-Nya terhadap nabi-Nya untuk memperindah suara Al Qur’an dan menyaringkannya.”(HR.Bukhari,no 6989)
Dan hadist, “Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak membaguskan Al Qur’an(HR.Bukhari,no 6973)
Maknanya adalah membaguskan suara (bacaan sesuai tajwid,bukan melagukannya,pent)
فلما جاء أبو موسى أخبره النبي عليه الصلاة والسلام بذلك قال أبو موسى: لو علمت يا رسول الله أنك تستمع إلي لحبرته لك تحبيرا.
Ketika (Rasulullah ﷺ pernah bersabda setelah mendengar suara Abu Musa Al-Asy’ari membaca Al-Qur’an:
“لَقَدْ أُوتِيَ هذا مزمار مِنْ مَزَامِيرِ آلِ دَاوُدَ”
Sesungguhnya orang ini telah dianugerahi suara yang indah seperti suara seruling keluarga Daud.)
Maka Abu Musa menjawab, “Seandainya aku mengetahui bahwa engkau mendengarkan bacaanku, tentulah aku akan membaguskan dengan bacaan yang terindah untukmu.”
ولم ينكر عليه النبي عليه الصلاة والسلام ذلك، فدل على أن تحبير الصوت وتحسين الصوت والعناية بالقراءة أمر مطلوب ليخشع القارئ والمستمع ويستفيد هذا وهذا.
Dan Nabi tidak mengingkari
Yang demikian,menunjukkan bahwa memperindah suara dan memperbagus suara (bacaan) dan menjaga Qiro’ah adalah perkara yang di anjurkan, agar Qori (pembaca) mendapatkan kekhusu’an dan yang mendengarkan dapat mengambil faidah ini dan itu.
(www.binbaz.org.sa/fatawa/1042)
Syaikh Muhammad bin Shalih al utsaimin rahimahullah pernah ditanya tentang hadist
((ليس منا من لم يتغن بالقرآن ))(رواه البخاري ٦٩٧٣)
“Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak membaguskan Al Qur’an.” (HR.Bukhari,no 6973)
Beliau menyatakan ulama berbeda pendapat dalam memahami hadits di atas,
Pendapat pertama :
Menyatakan tidak boleh mengambil rujukan dari selain Al Qur’an baik dalam hal peribadatan, muamalat..
Pendapat kedua :
Wajib bagi seseorang membaguskan suara ketika membaca Al Qur’an…,
Beliau menyatakan juga makna keduanya adalah benar.
(Selengkapnya lihat, https://ar.islamway.net/fatwa/ )
Kesimpulan
Cara membaca Al Qur’an yang terutama adalah dengan Tajwid, makharij huruf dan sifat-sifat huruf yang sesuai yang di ajarkan nabi ﷺ,dan hendaknya mempelajarinya dengan para Ulama Qiraat yang mana mereka memiliki sanad, adapun suara merdu disini, ada dua sisi
Pertama, Allah mengaruniakan kepada seseorang suara yang bagus dan merdu jika di dengar, ini merupakan nikmat dari-Nya.
Kedua, Allah tidak mengaruniakan kepada seseorang suara yang bagus dan merdu, akan tetapi dia harus berlatih agar membaca al Qur’an dengan suara yang merdu, dan sesuai kaidah tajwid.
Jadi, hendaknya anda terus belajar dan berlatih agar memiliki suara yang bagus sesuai kaidah tajwid dan berlatih agar memiliki suara yang merdu.
Bahkan membaca Al Qur’an saja setiap hurufnya, kita akan mendapatkan pahala.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an), maka baginya satu pahala kebaikan dan satu pahala kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali, aku tidak mengatakan ALIF LAAM MIIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf dan MIIM satu huruf.” ( HR.Tirmidzi,no 2910)
Bahkan seseorang membaca terbata- bata juga mendapatkan pahala.
Rasulullah ﷺ bersabda:
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang mukmin yang mahir membaca Al Qur`an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al Qur`an dengan gagap, ia sulit dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala.” ( HR.Muslim,no 798).
Allahu ‘alam
Dijawab oleh
Ust.Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA.
0 Komentar