1. Allah Menunjukkan kekuasaan-Nya kepada hamba-hamba-Nya agar mereka mau berfikir dan takut kepada-Nya.
Dari Abu Musa radhiallahu ‘anhu ia berkata;
خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّي
“Pada zaman Nabi ﷺ pernah terjadi gerhana matahari, beliau terkejut dan bergegas berdiri karena takut kalau-kalau akan terjadi kiamat. Sampai beliau masuk ke masjid dan melaksanakan shalat dengan berdiri.” (HR.Bukhari 1059 dan Muslim 912)
2. Matahari dan bulan merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdo’alah kepada Allah dan dirikan shalat hingga (matahari) kembali nampak.” (HR.Bukhari,1060 Muslim 901)
3.Shalat gerhana berbeda dengan shalat lainnya dengan tambahan ruku’ dan melamakan dalam Pelaksanaan shalatnya.
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya dia berkata,
“Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah ﷺ ‘. Rasulullah ﷺ lalu mendirikan shalat bersama orang banyak. Rasulullah ﷺ lalu mendirikan shalat bersama orang banyak. Beliau berdiri dalam shalatnya dengan memanjangkan lama berdirinya, kemudian rukuk dengan memanjangkan rukuknya, kemudian berdiri dengan memanjangkan lama berdirinya, namun tidak selama yang pertama. Kemudian beliau rukuk dan memanjangkan lama rukuknya, namun tidak selama rukuknya yang pertama. Kemudian beliau sujud dengan memanjangkan lama sujudnya, beliau kemudian mengerjakan rakaat kedua seperti pada rakaat yang pertama.” ( HR. Bukhari 1044)
4. Mengingatkan Kita agar segera Beramal.
Nabi ﷺ ketika melihat Gerhana bulan atau matahari beliaupun bergegas ke Masjid untuk melaksanakan shalat khusuf.
Dari Abu Musa radhiallahu ‘anhu ia berkata;
خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّي بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِي صَلَاةٍ قَطُّ
“Pada zaman Nabi ﷺ ‘ pernah terjadi gerhana matahari, beliau terkejut dan bergegas berdiri karena takut kalau-kalau akan terjadi kiamat. Sampai beliau masuk ke masjid dan melaksanakan shalat dengan berdiri, ruku dan sujud yang panjang sekali, aku belum pernah melihat beliau memanjangkan bacaan sedemikian lama sebelumnya.” (HR.Bukhari 1059 dan Muslim 912)
5.Ketika Melihat Gerhana, dianjurkan mengerjakan amal shalih seperti Sholat, berdo’a, bertakbir dan bersedekah.
Sebagaimana dalam riwayat :
Nabi ﷺ bersabda :
ِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah.” (HR.Bukhari 1044)
6. Ketika terjadi gerhana hendaknya Menghadirkan perasan takut akan terjadi hari kiamat.
Dari Abu Musa radhiallahu ‘anhu ia berkata;
خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّي بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِي صَلَاةٍ قَطُّ
“Pada zaman Nabi ﷺ ‘ pernah terjadi gerhana matahari, beliau terkejut dan bergegas berdiri karena takut kalau-kalau akan terjadi kiamat. Sampai beliau masuk ke masjid dan melaksanakan shalat dengan berdiri, ruku dan sujud yang panjang sekali, aku belum pernah melihat beliau memanjangkan bacaan sedemikian lama sebelumnya.” (HR.Bukhari 1059 dan Muslim 912)
7. Gerhana bulan dan Matahari dilakukan dengan cara melihat ( Ru’ya) bukan Hisab ( perhitungan).
Berkata syaikh bin baz rahimahullah, ketika di tanya tentang apakah shalat khusuf melalui ru’yah apa hisab.
فأقول: قد صحت الأحاديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم بالأمر بصلاة الكسوف والذكر والدعاء عندما يرى المسلمون كسوف الشمس أو القمر فقال صلى الله عليه وسلم: “إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله لا ينكسفان لموت أحد ولا لحياته ولكن الله يرسلهما يخوف بهما عباده، فإذا رأيتم ذلك فصلوا وادعوا حتى ينكشف ما بكم” وفي لفظ آخر: “فإذا رأيتم ذلك فافزعوا إلى ذكر الله ودعائه واستغفاره”، فعلَّق صلى الله عليه وسلم الأمر بالصلاة والدعاء والذكر والاستغفار برؤية الكسوف لا بخبر الحسابين. فالواجب على المسلمين جميعاً التمسك بالسنة والعمل بها والحذر من كل ما يخالفها….
Saya katakan: Sungguh benar hadist Rasulullah memerintahkan shalat khusuf, berdzikir dan berdo’a ketika kaum muslimin melihat Gerhana matahari atau Gerhana Bulan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdo’alah kepada Allah dan dirikan shalat hingga (matahari) kembali nampak.”( HR.Bukhari,1060 Muslim 901) dalam riwayat lain “Maka jika kalian melihat gerhana keduanya, hendaklah kalian segera mengingat Allah Azza Wa Jalla ,berdo’a kepadanya dan memohon ampun.”
Nabi mengaitkan perintah shalat ,doa ,dzikir dan istighfar dengan ru’yah (melihat) gerhana bukan kabar dari ahli hisab (falak).
Maka wajib bagi seluruh kaum muslimin berpegang teguh dengan sunnah dan beramal dengannya dan berhati-hati untuk tidak menyelisihnya…(sumber : رابط المادة: http://iswy.co/e3jph)
Hal ini berdasarkan sabda Nabi ﷺ ،
فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah.” (HR.Bukhari 1044)
8. Matahari dan Bulan tunduk atas perintah Allah ta’la.
Allah ta’la berfirman :
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (Qs.Al A’raf : 54)
9. Mengingat Akhirat.
Fenomena gerhana adalah suatu kejadian yang luarbiasa, dan merupakan tanda-tanda kekuasan Allah ta’la, karena Matahari dan Bulan tunduk dengan perintah-Nya. Kalau Allah mampu melakukan hal tersebut di dunia, apakah mustahil Allah melakukan lebih dahsyat lagi dari itu di akhirat?
10. Ketika terjadi Gerhana Berdo’alah dengan menghadirkan Mahabbah, Khauf dan Raja’.
Mahabbah yaitu cinta, ketika berdo’a hadirkan cinta, bahwa kita mencintai Allah ta’la dengan meminta kepada-Nya.
Khauf yaitu (perasaan) Takut.
ketika berdo’a hendaknya hadirkan Khauf, bahwa kita takut kepada Allah ta’la dari murka-Nya dan Azab-Nya.
Raja’ yaitu Pengharapan.
ketika berdo’a hendaknya hadirkan Raja’, bahwa kita berharap kepada Allah ta’la agar Dia mengampuni dosa-dosa kita dan menerima taubat kita serta menjauhkan kita dari siksa-Nya.
Allahu ‘alam
Oleh
Ust.Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA.
0 Komentar